Ambon, Tribun Maluku: Salah satu kendala dalam membangun pariwisata di Maluku adalah masalah aksesibilitas, untuk itu kita harus mempermudah jangkauan transportasi ke tempat-tempat atraksi.
Salah satu atraksi wisata yang dibanggakan bahkan mendunia di Maluku adalah Pulau Banda dengan segala macam keunggulan komparatifnya.
Baik dari sisi keindahan alam maupun berbagai situs sejarah dan budaya disana,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku, Dr. Achmad Jais Ely, ST. M.Si di Ambon, Kamis (7/3/2024).
Menurut Dr. Jais, dengan keunggulan komparatif Pulau Banda maka kata Bung Syahril, “Jangah mati sebelum ke Banda”.
Itu merupakan salah satu bahasa atau kalimat yang mendalam bahwa, betapa indahnya serta semua situs sejarah yang ada di Banda Neira menggambarkan kepada kita untuk harus ke Banda, bahkan Banda untuk dunia.
Oleh karena itu, salah satu terobosan yang diambil antara Dinas Pariwisata Promal dengan Direktur PT. Pelayaran Dharma Indah, Jonny De Quelju alias Siong adalah untuk membuka/mempermudah jalur transportasi dari Pulau Ambon (Tulehu) ke Pulau Banda.
Yang jadwalnya pada setiap hari Kamis KM Cantika Inova berangkat dari Tulehu ke Banda dan baliknya ke Ambon pada hari Minggu.
Acara launching pelayaran perdana KM. Cantika Inova dari Tulehu ke Banda Neira telah dilakukan tanggal 22 Februari 2024 Jam 09.00 WIT antara Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku dengan Direktur PT. Pelayaran Dharma Indah.
Kecepatan kapal ini kata Dr. Jais sangat luar biasa karena menempuh jalur dari Tulehu ke Banda kurang lebih 4 jam.
Penawaran tiketnya tidak terlalu mahal yaitu untuk Exsecutive Class Rp 550 ribu, VVIP Class Rp 750 ribu dan (Premium Class Rp 1 juta termasuk sarapan pagi).
Dengan dibukanya jalur transportasi Tulehu- Banda maka akan mempermudah para pelancong yang datang dari luar Maluku masuk ke Maluku dengan tujuan Banda, selain akses transportasi yang lain seperti Kapal Pemda dan Kapal PELNI.
Dikatakan, Dinas Pariwisata Maluku juga melakukan koordinasi dengan pihak Angkasa Pura dan Lion Air sehingga saat ini sudah ada jalur penebangan Surabaya-Ambon, Ambon-Surabaya.
Sesuai data, para pelancong yang paling banyak di Indonesia adalah dari Jawa Timur, sehingga dengan adanya jalur penerbangan Surabaya-Ambon maka diharapkan lebih mempermudah para pelancong dari Jawa Timur bisa datang ke Maluku.
“Upaya ini kita lakukan untuk mempermudah aksesibilitas ke tempat-tempat wisata di daerah ini,” kata Dr. Jais.
Dengan ketersediaan jalur transportasi ini maka diharapkan jumlah kunjungan wisatawan ke Maluku semakin bertambah di waktu-waktu mendatang.
Selain itu dalam rangka mendukung pariwisata di Maluku maka Dinas Pariwisata juga berencana/menjejaki untuk membuka akses penerbangan segitiga yaitu dari Manado-Sorong, Sorong-Ambon dan Ambon-Manado dengan maskapai Trans Nusa, dan penjejakan penerbangan dari Bali-Ambon.
Tujuannya selain mendatangkan para pelancong ke Maluku tetapi juga membuka peluang para investor bisa menanamkan modalnya di negeri Raja-raja ini, termasuk peluang-peluang yang lain.
Dengan semangatnya yang tinggi Dr. Jais Ely optimis, rencana-rencana ini bisa terwujud dengan baik demi kemajuan dunia pariwisata di Provinsi Maluku.